Selasa, 21 Juni 2016

Mengubah Desa dengan Wisata Alam

Berkat kerja kerasnya, event wisata di Nglanggeran sekarang berkembang pesat. Manfaat ganda muncul, adalah meningkatkan kesejahteraan seluruh kalangan sekaligus menjaga kelestarian lingkungan.

Gunung Api Purba Nglanggeran letaknya pada Desa Nglanggeran, Kecamatan Patuk, Gunung Kidul. Gunung api yang sempat aktif jutaan season lalu ini berjarak selingkungan 25 kilometer dari Kota Yogyakarta. Kawasan gunung itu memiliki luas 48 hektar dengan ketinggian sekota 700 meter pada bertemu permukaan laut.

Upaya merintis aktifitas wisata dalam kawasan Gunung Api Purba Nglanggeran sesungguhnya dimulai sejak 1999. Ketika ini, pemuda Desa Nglanggeran menanam pohon dalam kawasan gunung api purba untuk menghasilkan negara tersebut lebih mengagumkan.

”Waktu tersebut saya selalu belajar pada SD. Saya ingat ketika ini naik menuju gunung demi meraih bibit pohon,” tutur Sugeng.

Saat ini, pengembangan pariwisata dalam Nglanggeran selesai dalam tempat. Jumlah pelancong yang berasal sangat sedikit serta aktivitas terbatas.

Pengembangan pariwisata Nglanggeran terbaru punya arah yang jelas season 2007. Ketika tersebut, masyarakat tengah bangkit setelah gempa dunia di Daerah Istimewa Yogyakarta pada 27 Mei 2006.

”Gempa dunia menyebabkan segala warga sini meninggal dengan sejumlah rumah hancur. Tetapi, sehabis gempa, pemuda dengan rakyat justru memperoleh ikatan batin demi mencetak Nglanggeran makin maksimal,” ungkap Sugeng, Sekretaris Kelompok Sadar Liburan (Pokdarwis) Nglanggeran.


Rintisan ekowisata


Bersama sejumlah pemuda di tiga dusun di Nglanggeran, yakni Nglanggeran Kulon, Nglanggeran Wetan, serta Gunung Butak, Sugeng merintis event pariwisata berbasis lingkungan atau ekowisata.

Kebetulan, ketika ini Sugeng menjabat adalah Ketua Karang Taruna Bukit Putra Mandiri dalam Desa Nglanggeran pada akhirnya ia leluasa mengorganisasi pemuda.

Sugeng mengucap, pengembangan pariwisata dijumpai untuk mengalahkan sejumlah persoalan.

”Sebelum liburan berkembang dalam sini, warga sering mengambil batu dan menebang pohon untuk dijual. Acara itu, kan, berpeluang merusak lingkungan,” ucap pria yang mendapatkan sejumlah penghargaan sebab aktivitasnya mengembangkan liburan pada Nglanggeran itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar